Sejarah Peradaban Islam (Makalah) Masa Rasulullah Saw.
MAKALAH
SEJARAH
PERADABAN ISLAM
PERADABAN ISLAM PADA MASA
NABI MUHAMMAD SAW.
Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu : Prof.
Dr. Mansur M.Ag.
![](file:///C:/Users/MYCOMP~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun Oleh Kelompok 3
:
ALIF 111-13-029
AIDA DWI R. 111-13-042
LUTHFI HANIFAH
111-13-032
NGUMDATUL QORRI’ 111-13-031
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2014
Daftar Isi
Halaman
Judul
..........................................................................................................................
i
Lembar
Daftar Isi
....................................................................................................................
ii
Kata
Pengantar
.......................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ..................................................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah
.............................................................................................................
1
C.
Tujuan
................................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Periode
Mekah................................................................................................................
2-5
B.
Periode
Madinah...........................................................................................................
5-10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
......................................................................................................................
11
B.
Saran
................................................................................................................................
11
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................
12
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya serta Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam ini dengan
baik.
Shalawat
serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
umat manusia dari zaman jahiliyah dan zaman tidak berakhlaq kepada zaman yang
berilmu pengetahuan dan berakhlaq mulia seperti yang kita rasakan pada saat
sekarang ini.
Adapun
disini kami akan menguraikan tentang Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW.
periode Mekah dan periode Madinah. Periode
Mekah dimulai setelah Rasulullah Saw.. diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Rasulullah Saw.. berdakwah menegakkan tauhid dan dasar-dasar Islam
karena kentalnya masyarakat Mekkah dengan agama nenek moyang mereka dan
keengganan mereka meninggalkan sesembahan mereka. Sehingga Nabi Saw.. banyak
mendapatkan kecaman dan siksaan selama berdakwah di Mekah. Setelah perjuangan
panjang lebih kurang 13 tahun, kemudian beliau memutuskan untuk hijrah ke
Madinah.
Pada periode Madinah dimulai saat Rasulullah Saw..
mendapat perintah untuk berdakwah secara terang-terangan, Rasulullah Saw..
berhasil membangun dan membina masyarakat Islam yang kuat. Hal ini disebabkan
karena antusiasnya masyarakat Madinah dalam memahami Islam yang diajarkan oleh
Rasulullah dan para sahabat yang telah lebih dahulu masuk Islam.
Akhir
kata kami selaku penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Salatiga, 17 November 2014
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sejarah
merupakan suatu rujukan yang sangat penting untuk mewujudkan masa depan yang
lebih baik. Berkaitan dengan itu kita bisa mengetahui kejadian-kejadian yang
terjadi pada masa lalu, terutama bagi umat Islam. Perkembangan Islam pada masa
Nabi Muhammad Saw.. melalui berbagai macam cobaan dan tantangan yang dihadap
untuk menyebarkannya. Islam berkembang dengan pesat hampir semua lapisan
masyarakat dipegang dan dikendalikan oleh Islam. Perkembangan Islam pada zaman
inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban Islam kearah yang lebih maju.
Pada awal
mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT. yang isinya menyeru
manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari berbagai
kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy mempunyai
sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri. Karena
keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Mekah
dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk
Islam sangat sedikit.
Keadaan ini
berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin hari semakin banyak,
Allah pun memerintah Nabi untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.
Bertambahnya penganut agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. membuat kemapanan spiritual yang sudah lama
mengakar di kaum Quraisy menjadi terancam. Karena hal inilah mereka berusaha
dengan semaksimal mungkin mengganggu dan menghentikan dakwah tersebut. Dengan
cara diplomasi dan kekerasan mereka lakukan. Merasa terancan, Allah Swt.
memerintahkan Nabi Muhammad beserta kaum muslim lainnya untuk berhijrah ke kota
Madinah. Disinilah babak baru kemajuan Islam dimulai.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk peradaban Islam pada Masa Rasulullah periode
Mekah?
2. Bagaimana bentuk peradaban Islam pada Masa Rasulullah periode
Madinah?
C.
TUJUAN
MAKALAH
1.
Untuk
mengetahui bentuk peradaban Islam pada Masa Rasulullah periode Mekah.
2.
Untuk
mengetahui bentuk peradaban Islam pada Masa Rasulullah periode Madinah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk
Peradaban Islam pada Masa Rasulullah Saw. periode Mekah
Secara geografis, kota Mekah terbagi menjadi dua bagian. Pertama, mulai
dari Masjidil Haram hingga ke arah timur disebut ma’lah (bagian atas)
dan kedua, mulai dari Masjidil Haram hingga ke arah barat dan selatan disebut masfalah
(bagian bawah). Rasulullah termasuk penduduk ma’lah. Beliau dilahirkan
dan bermukim disana, dalam hal ini tidak didapati komentar dari orang-orang musyakik
dan orang-orang yang membuang riwayat syadz (kontroversial). Disanalah
Beliau lahir, berkembang dan hidup hingga kenabian Beliau lalu menghabiskan
separuh kenabiannya, dan sampai Beliau hijrah.[1]
Secara garis beras, periode Mekah dalam kebijakan dakwah yang diterapkan
Nabi Muhammad adalah dengan menonjolkan kepemimpinannya (mengingat
sifat/karakter yang dimiliki kaum Quraisy), bukan kenabiannya. Implikasinya,
dakwah dengan strategi politik yang memunculkan aspek-aspek keteladanannya
dalam menyelesaikan berbagai persoalan atau permasalahan sosial (egalitarisme)
lebih tepat dibandingkan dengan aspek kenabiannya dengan melaksanakan tabligh.[2]
Pada awal turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad Saw.
mulai berdakwah mengajarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, mengingat
sosial-politik pada waktu itu belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan
keluarga dekatnya. Mula-mula Nabi mengajarkan kepada istrinya khadijah unutk
beriman kepada Allah, kemudian di ikuti oleh anak angkatnya Ali ibn Abi Thalib
(anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang
kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar
Siddiq. Secara berangsur-angsur ajakan itu diajarkan secara meluas, tetapi
masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja, seperti Usman
ibn Affan, Zubair ibn Awam, Sa’ad ibn Abi Waqas, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah
ibn Ubaidillah, Abu Ubaidillah ibn Jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah binti Khattab,
Said ibn Zaid dan bebrapa orang lainnya, mereka semua disebut Assabiquna al Awwalun, artinya orang-orang yang pertama
masuk Islam.[3] Perjuangan
dakwah ini dilakukan secara rahasia yang berpusat di rumah al-Arqam bin Abu
al-Arqam (karena letaknya yang tersembunyi dan cukup aman). Dakwah yang
bersifat individu ini berjalan selama lebih kurang tiga tahun. Kemudian
turunlah perintah kepada Nabi Saw.. untuk menyampaikan dakwah kepada kaumnya
secara terang-terangan dan menentang kebatilan mereka serta menyerang
berhala-berhala mereka.Seperti dalam kalam Allah Swt. yang
berbunyi :
Artinya
: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang
memperolok-olokkan (kamu)”. QS. Al-Hijr : 94-95.
Artinya
: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” QS.
Asy-Syura’ : 214.
Ketika gerakan Nabi Muhammad Saw.
makin meluas, jumlah pengikutnya bertambah banyak dan seruannya semakin tegas
dan lantang, bahkan secara terang-terangan mengecam agama berhala dan mencela
kebodohan nenek moyang mereka yang memuja-muja berhala itu. Kaum musyrikin
Quraisy terkejut dan marah karena agama mereka pada saat itu dikecam. Mereka
bangkit menentang dakwah Nabi Muhammad Saw. dan dengan
berbagai macam cara berusaha menghalang-halanginya. Kebencian musyrikin Quraisy
terhadap Nabi Muhammad Saw. makin meningkat manakala mereka
menyaksikan penganut Islam terus bertambah. Mereka menghina dan mencaci Nabi
dan para pengikutnya. Tidak hanya penghinaan yang ditimpakan kepada Nabi
Muhammad Saw. melainkan juga rencana pembunuhan yang disusun oleh Abu Sufyan.
Menurut Syalabi dalam
Zuhairini (1977:31-32) ada lima faktor yang menyebabkan orang-orang kafir
Quraisy berusaha menghalangi dakwah Islam yaitu :
1. Orang
kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara keNabian dan kekuasaan. Mereka
menganggap bahwa tunduk pada seruan Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan
bani Abdul Muthallib.
2. Nabi
Muhammad SAW. menyerukan persamaan antara bangSaw.an dan hamba sahaya.
3. Para
pemimpin Quraisy tidak dapat menerima adanya hari kebangkitan kembali dan hari
pembalasan di akhirat.
4. Taklid pada nenek moyang
adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab.
5. Pemahat
dan penjual patung menganggap Islam sebagai penghalang rezeki mereka.
Kegagalan musyrikin Quraisy
menghentikan dakwah Nabi Muhammad Saw.. dikarenakan Nabi Muhammad Saw.
dilindungi oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Berbagai cara dilakukan oleh
pemuka-pemuka kaum Quraisy agar Nabi menghentikan dakwahnya, saat itu mereka
tidak berani melukai Nabi karena perlindungan dari pamanya Abi Thalib yang
sangat disegani dikalangan masyarakat saat itu. Para pengikut Nabi yang juga
termasuk kalangan bangSaw.an terselamatkan dari siksa kaum Quraisy saat itu,
dan bagi mereka yang tidak memiliki perlindungan, harus menahan siksa yang
pedih dari kaum Quraisy saat itu. Nabi juga mendapatkan jalan buntu dalam
dakwahnya. Intinya Nabi dan para pengikutnya mendapat hambatan serta siksaan
baik secara fisik dan mental dari kaum Quraisy saat itu.
Sehingga kemudian Nabi memutuskan
untuk menyebarkan dakwahnya di wilayah lain (Thaif) dengan harapan dakwahnya
akan berkembang dengan pesat alasan lainnya adalah untuk menghindari serangan
dari pemuka-pemuka Quraisy saat itu. Namun ternyata harapan dan perkiraaan Nabi
salah besar, ketika Nabi memutuskan untuk menyebarkan Islam di Thaif, reaksi
yang didapat sama dengan reaksi yang biasa nabi dapat di Mekah. Di Thaif, Nabi
diejek, disoraki, dan dilempari batu, akhirnya Nabi memutuskan kembali ke
Mekah. Sampai-sampai ketika Nabi berjalan kembali ke Mekah orang Thaif
membuntuti Nabi sambil melemparinya dengan batu sampai terluka di bagian kepala
dan badannya. Ternyata apa yang diharapkan dan perkirakan Nabi tidak
terwujud dan ini semakin menyurutkan semangat Nabi, karena Nabi juga telah
mengalami peristiwa yang cukup menyedihkan yaitu meninggalnya dua sosok penting
dalam hidupnya yaitu pamanya Abu Thalib dan juga istrinya Khadijah.
Pada saat menghadapi ujian berat,
Nabi Muhammad SAW. diperintahkan Allah untuk melakukan perjalanan malam dari
Masjid al-Haram di Mekah ke Bait al-Maqdis di Palestina, kemudian ke sidrah
al-Muntaha. Di situlah Nabi Muhammad SAW. menerima syariat kewajiban
mengerjakan shalat lima waktu. Peristiwa ini dikenal dengan Isra’ dan Mi’raj
yang terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 11 sesudah kenabian. Isra dan Mi’raj
di samping memperkuat iman dan memperkokoh batin Nabi Muhammad SAW. menghadapi
ujian berat berkaitan dengan misi risalahnya, juga sebagai batu ujian bagi kaum
muslimin apakah mereka mempercayai atau mengingkarinya. Bagi kaum musyrikin
Quraisy, peristiwa itu dijadikan bahan untuk mengolok-olok Nabi muhammad SAW.
dengan menuduhnya sebagai manusia yang berotak tidak waras.[4]
Karena kaum musyrikin Quraisy memandang peristiwa tersebut melalui logika.
Setelah peristiwa ini dakwah Islam menemui kemajuan,
sejumlah penduduk Yastrib datang ke Mekah untuk berhaji, mereka terdiri dari
suku Khazraj dan Aus yang masuk Islam dalam tiga golongan : Pada tahun ke-10
keNabian. Hal ini berawal dari pertikaian antara suku Aus dan Khozroj, dimana
mereka mendambakan suatu perdamaian. Pada tahun ke-12 keNabian. Delegasi
Yastrib (10 orang suku Khozroj, 2 orang Aus serta seorang wanita) menemui Nabi
disebuah tempat yang bernama Aqabah dan melakukan ikrar kesetiaan yang
dinamakan perjanjian Aqabah pertama. Mereka kemudian berdakwah dengan ini di
temani seorang utusan Nabi yaitu Mus’ab bin Umar. Pada musim haji berikutnya.
Jama’ah haji Yastrib berjumlah 73 orang, atas nama penduduk Yastrib mereka
meminta Nabi untuk pindah ke Yastrib, mereka berjanji untuk membelah Nabi,
perjanjian ini kemudian dinamakan Perjanjian Bai’ah Aqabah II.
B. Bentuk
Peradaban Islam pada Masa Rasulullah Saw. periode Madinah
1. Pembentukan sistem sosial
kemasyarakatan
Peradaban atau kebudayaan pada masa
Rasulullah SAW..Yang paling dahsyat adalah perubahan sosial.Suatu perubahan
mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab.Dalam tulisan
Ahmad Al-Husairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa Nabi dilandasi dengan
asas-asas yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di bawah bimbingan
wahyu.Diantaranya sebagai berikut.
a.
Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan
Rasulullah berhenti disuatu tempat maka Rasulullah memerintahkan agar di tempat
itu dibangun sebuah masjid.Rasulullah ikut serta dalam pembangunan masjid
tersebut.Beliau mengangkat dan memindahkan batu-batu masjid itu dengan
tangannya sendiri.Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis.Tiang masjid
terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daun
kurma.Adapun kamar-kamar istri beliau dibuat di samping masjid.Tatkala
pembangunan selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan
Syawal.Sejak saat itulah, Yastrib dikenal dengan Madinatur Rasul atau Madinah
Al-Munawwarah.Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya di dalam masjid
ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun
perayaan-perayaan.Tempat ini menjadi factor yang mempersatukan mereka.
b.
Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Dalam Negara islam yang baru dibangun itu, Nabi meletakan dasar-dasarnya
untuk menata kehidupan sosial dan politik. Dikukuhkannya ikatan persaudaraan
(Ukhwah Islamiyah) antara golongan Anshar dan Muhajirin, dan mempersatukan suku
Aus dan Khazraj yang telah lama bermusuhan dan bersaing.
(Supriyadi,2008:63). Ikatan persaudaraan Anshar dan Muhajirin
melebihi ikatan persaudaraan karena pertalian darah, sebab ikatannya berdasar
iman. Terbukti apa yang dimiliki Anshar disediakan penuh untuk saudaranya
Muhajirin. Sebagaimana firman Allah; dalam surat Al Hasyr [59] ayat 9. (
Subarman. 2008: 35). Rasulullah mempersaudarakan di antara kaum
muslimin.Mereka kemudian membagikan rumah yang mereka miliki, bahkan juga
istri-istri dan harta mereka.Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada hanya
persaudaraan yang berdasarkan keturunan.Dengan persaudaraan ini, Rasulullah
telah menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari
persatuan yang berdasarkan kabilah. (Supriyadi,2008:63).
c.
Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan non Muslimin
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang
arab, serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani
Quraizhah, dan Bani Qainuqa’). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan
mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian.Juga untuk melahirkan
sebuah suasana saling membantu dan toleransi diantara golongan tersebut.
d.
Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika di dalam
Negara diletakkan dasar-dasar Islam maka turunlah ayat-ayat Al-Quran pada
periode ini untuk membangun legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana
dijelaskan oleh Rasulullah dengan perkataan dan tindakannya. Hidupla kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh dengan
nilai-nilai utama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada
solidaritas yang erat diantara anggota masyarakatnya.Dengan demikian berarti
bahwa inilah masyarakat Islam pertama yang dibangun Rasulullah dengan asas-asasnya
yang abadi.
Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh Nabi pada masyarakat
Islam di Yatsrib menjadi Madinah (Madinat Ar-Rasul, Madinah An-Nabi, atau
Madinah Al-Munawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi secara kebetulan,
tetapi perubahan nama yang menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad Saw., yaitu
membentuk sebuah masyarakat yang tertib dan maju, dan berperadaban; kedua,
membangun masjid. Masjid bukan hanya dijadikan pusat kegiatan ritual shalat
saja, tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin
dengan musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah yang dihadapi.Disamping
itu, masjid juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan; ketiga Nabi Muhammad Saw.
membentuk kegiatan Mu’akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum
Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Yatsrib) dengan Anshar
(orang-orang yang menerima dan membantu kepindahan Muhajirin di Yatsrib).Persaudaraan
diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu persaudaraan dan
kekeluargaan. Nabi Muhammad Saw. membentuk persaudaraan yang baru, yaitu
persaudaraan seagama, disamping bentuk persaudaraan yang sudah ada sebelumnya,
yaitu bentuk persaudaraan berdasarkan darah; keempat, membentuk persahabatan
dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam; dan kelima Nabi Muhammad Saw.
membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguna-gangguan yang dilakukan
oleh musuh. ( Supriyadi. 2008: 64).
2.
Bidang Politik
Selanjutnya, Nabi Saw.. Merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh
pendudukan Yatsrib, baik orang muslim maupun non muslim (Yahudi). Piagam inilah
yang oleh Ibnu Hasyim disebut sebagai Undang-undang Dasar Negara Islam (Daulah
Islamiyah) yang pertama.
a.
Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik. Adalah hak
kelompok, menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada
orang patuh.
b.
Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
c.
Adalah kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin maupun bangsa Yahudi,
untuk saling membantu, baik secara moril atau materil. Semuanya dengan bahu
membahu harus menangkis setiap serangan terhadap kota Madinah.
Rasulullah adalah kepala Negara bagi penduduk Madinah.Kepada Beliaulah
segala perkara dibawa dan segala perselisihan yang besar diselesaikan.(Subarman, 2008:36).
Munawir Syadzali ( Mantan Menteri Agama RI) menyebutkan bahwa dasar-dasar
kenegaraan yang terdapat dalam piagam Madinah adalah: pertama, Umat Islam
merupakan satu komunitas (ummat) meskipun berasal dari suku yang
beragam; dan kedua, hubungan antara sesama anggota komunitas Islam, dan antara
anggota komunitas islam dengan komunitas-komunitas lain didasarkan atas
prinsip-prinsip: (a) bertetangga baik, (b) saling membantu dalam menghadapi
musuh bersama, (c) membela mereka yang dianiaya, (d) saling menasehati, dan (e)
menghormati kebebasan beragama. (Mubarok, 2005: 49).
3. Bidang Militer
Peperangan yang terjadi pada masa Rasul membawa akibat perkembangan Islam
dan kebudayaan Islam. Peperangan pada masa Rasul terdiri dari: Ghazwah;
yaitu peperangan yang dipimpin langsung oleh Rasul sendiri. Peperangan ini
terjadi dua puluh tujuh kali. Syariah; yaitu
peperangan yang dipimpin oleh para sahabat untuk memimpinnya, peperangan ini
terjadi tiga puluh delapan kali.
Peperangan yang dilakukan Rasul
mempunyai nilai dan arti bagi pembinaan ummat. Nilai dan arti yangterkandung antara lain:
a. Gazwatu furqan; yaitu peperangan yang menentukan mana yang hak dan bathil, seperti Perang
Badar. sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 41.
b. “Dan ketahuilah, bahawa apa sahaja yang kamu dapati sebagai harta rampasan
perang, maka sesungguhnya satu perlimanya (dibahagikan) untuk (jalan) Allah dan
untuk RasulNya dan untuk kerabat (Rasulullah) dan anak-anak yatim dan
orang-orang miskin, serta ibnus-sabil (orang musafir yang keputusan), jika kamu
beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan oleh Kami (Allah)
kepada hamba Kami (Muhammad) pada Hari Al-Furqan, iaitu hari bertemunya dua
angkatan tentera (Islam dan kafir, di medan perang Badar) dan (ingatlah) Allah
Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”.
c. Adabiyah al-Hujum; yaitu peperangan untuk membela diri seperti perang Khandak.
d.
Untuk perdamaian; seperti perjanjian Hudaibiyah
e. Kewaspadaan; seperti perang
Mukt‘ah.
f. Taktik menakut-nakuti; seperti
Fathu Mekah.
g. Penyiaran Agama Islam; seperti
Perang Hunain.
h. Konsolidasi, agar Negara
menjadi bersatu dan kuat seperti Thaif.
i.
Pengabdian kepada Tuhan; seperti
Perang Tabuk
Peperangan yang terjadi pada masa
Nabi bertujuan untuk melindungi, mengamankan dakwah Islam dari gangguan
orang-orang kafir, melindungi dan mempertahankan masyarakat / daulah Islamiyah,
membentuk masyarakat yang Islami. (Subarman,2008: 37-38).
4. Bidang
Dakwah
Musuh-musuh Islam melontarkan tuduhan
kepada umat Islam, bahwa Islam berkembang dibawah sinar mata pedang /
kekerasan.Tuduhan yang demikian tidak berdasar kenyataan.
Dengan dakwah agama Islam mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Ajaran Islam simple, mudah,
tidak memberatkan, tidak banyak tuntutan dan aturan.
b. Prinsip-prinsip dari
masyarakat Islam bersendikan ukhuwah Islamiyah.
c. Islam tersiar luas dan cepat
semata-mata karena Dakwah bi al-Hikmah dari Nabi dan para sahabat.
Jihad dalam Islam mempunyai fungsi dan kedudukan :
1. Melindungi dan membela dakwah
dari gangguan.
2. Melindungi masyarakat Islam
dankaum Muslimin.
3. Merupakan
tindakan pengamanan.
Lebih lanjut A. Hasym menyatakan
bahwa jihad menurut Kebudayaan Islam adalah suatu tindakan pengamanan yang
bertujuan perdamaian abadi dalam jangka waktu jauh.
Adapun Ruang Lingkup Dakwah Islamiyah tidak hanya untuk bangsa Arab atau
hanya di jazirah Arab saja. Rasul
diangkat sebagai rahmatan lil’alamin, maka dakwah adalah untuk seluruh
umat di dunia. Terbukti sebagaimana yang telah dilakukan Rasul, setelah menata
kehidupan Jazirah Arab secara Islami, Rasul menyeru kepada seluruh raja-raja,
penguasa yang ada disekitar Jazirah Arab, dengan mengirim utusan yang membawa
surat seruan mengikuti dakwah Islamiyah.
Menurut Tarikh Ibnu Hisyam dan Tarikh al-Thabari, surat-surat dari Nabi itu
dikirim kepada:
a. Heraclius, Kaisar Romawi, yang
diantar oleh duta atau utusan dibawah pimpinan Dakhiyah ibn Khalifah al-Kalby
al-Khazraji.
b. Kisra Persi, yang dibawa oleh perutusan
dibawah pimpinan Abdullah ibn Huzaifah al Sahmy.
c. Negus, Maharaja Habsyah, yang
diantar oleh perutusan dibawah pimpinan Umar Ibn Umayyah al-Dlamary.
d. Maqauqis, Gubernur Jendral
Romawi untuk wilayah Mesir, disampaikan oleh Khatib ibn Abi Baltaah al-Lakhmy.
e. Hamzah ibn Ali al-Hanafi, Amir
negri Yamamah, diantar perutusan dipimpin Sulaith ibn Amr al-Amiry.
f. Al-Haris ibn Abi Syamr, Amir
Ghassan, dibawa oleh Syuja’ibn Wahab.
g. Al-Mundzir ibn Saw.y, Amir
Ghassan, dibawa oleh Syuja’ibn Wahab.
h. Duaputera al-Jalandy, Jifar
dan Ibad, yang dibawa oleh Amr ibn Ash. (Subarman. 2008: 38-39).
5. Sistem
Ekonomi
Seperti di madinah merupakan negara
yang baru terbentuk dengan kemampuan daya mobilitas yang sangat rendah dari
sisi ekonomi. Oleh karena itu, peletakan dasar-dasar sistem keuangan negara
yang di lakukan oleh Rasulullah Saw.. merupakan langkah yang sangat signifikan
sekaligus berlian dan spektakuler pada masa itu, sehingga Islam sebagai sebuah
agama dan negara dapat berkembang dengan pesat dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh
Rasulullah Saw.. dari prinsip-prinsip Qur’ani. Al Quran yang merupakan sumber
utama ajaran Islam telah menetapkan berbagai aturan sebagai hidayah
(petunjuk) bagi umat manusia dalam aktivitas disetiap aspek kehidupannya,
termasuk dibidang ekonomi.
Prinsip Islam yang paling mendasar
adalah kekuasaan tertinggi hanya milik Allah semata dan manusia diciptakan
sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia
tidak bisa dipisahkan menjadi kehidupan ruhiyah dan jasmaniyah, melainkan
sebagai satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisahkan, bahkan setelah
kehidupan dunia ini. Dengan kata lain, Islam tidak mengenal kehidupan yang
hanya memikirkan materi duniawi tanpa memikirkan kehidupan akhirat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
pembahasan diatas dapat kami ambil kesimpulan bahwasannya peradaban Islam pada masa
nabi Muhammad Saw terbagi menjadi dua fase (periode) yaitu Fase Mekah dan
Madinah.
Pada fase Makkah lebih ditekankan
hanya pada bidang Dakwah, karena ini adalah masa-masa awal kelahiran agama
Islam. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi pada Fase ini terbagi menjadi dua yaitu
secara sembunyi-sembunyi dean secara terang-terangan. Meskipun dalam prosesnya
Nabi sering mendapat gangguan dan perlakuan kasar dari kaum kafir Quraisy.
Setelah hijrah, pada fase Madinah
ini ada beberapa bidang yang dikembangkan sebagai wujud dari upaya Nabi untuk
membentuk Negara Islam diantaranya yaitu pembentukan sisitem sosial
kemasyarakatan, militer, politik, dakwah, ekonomi, dan sumber pendapatan
Negara. Pada fase ini Islam menjadi agama yang dipeluk oleh seluruh Jazirah
Arab, sebagai tanda keberhasilan dakwah Nabi Muhammad Saw.
B. Kritik dan
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Maka penulis sangat mengharapkan kritikan yang dapat mendukung
untuk lebih baiknya di masa yang akan datang. Penulis juga menyarankan kepada
pembaca, agar membaca buku-buku yang berkaitan dengan Sejarah Peradaban Islam
terutama periode Rasulullah Saw. dan buku-buku yang telah banyak
ditulis oleh para ulama dan peneliti sejarah berkaitan dengan sejarah
kenabiannya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan perlindungan,
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Ajid Thohir. 2009, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta:
Rajawali Pers.
Atiq
bin Ghaits Al-Biladi.
1995 , Keutamaan Kota Makkah, Bandung: Pustaka Hidayah
Dudung
Abdurrahman et.al. 2002, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern,
Yogyakarta: Fak. Adab
Harjo,
Maguwo. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Bani Quraisy.
Subarman,
Munir. 2008. Sejarah Peradaban Islam Klasik. Cirebon: Pangger
Publishing.
[1]‘Atiq
bin Ghaits Al-Biladi, Keutamaan Kota Mekah, (Bandung: Pustaka Hidayah,
1995), hlm. 118
[2]Ajid Thohir, Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2009), hlm. 13
[3]Ajid Thohir, Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2009), hlm. 24
[4]Dudung Abdurrahman et.al, Sejarah Peradaban
Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: Fak.
Adab, 2002), hlm. 32.
membantu sangat kak haha. salam anak iain salatiga ya
BalasHapusiya iya, sama-sama :D sinau seng tenanan yo le.
Hapusaku juga anak iain soale :D
BalasHapusI like it
BalasHapusthanks
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusThe Aculief review Review
BalasHapusHow to use Aculief review
Aculief
what is the Aculief review
how to get Aculief review gadgets
Thank You For Sharing Nice Post. Keep Up The Good Work.
BalasHapusAll You Need to Know About Audi Q7