ILMU PENDIDIKAN ISLAM (TUJUAN DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM)
![](file:///C:\Users\Eight\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Pendidikan Islam
Pada
dasarnya tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup manusia. Secara
umum, tujuan pendidikan Islam adalah arah yang diharapkan setelah subyek didik
mengalami perubahan proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan
kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya.
Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa dengan mempelajari selurh
pendidikan Islam, manusia akan mempunyai keperibadian yang akan menjadikan ia insan
kamil yaitu manusia sempurna berdasarkan konsep Islam.[5]
Sedangkan tujuan pendidikan Islam, menurut Al Ghozali adalah sebagai berikut
:
1. Mendekatkan diri kepada allah yang wujudnya adalah kemampuan dan dengan
kesadaran diri melaksanakan ibadah wajib dan sunnah.
2.
Menggali dan
mengembangkan potensi atau fitrah manusia.
3.
Mewujudkan
profesionalisasi manusia untuk mengemban tugas keduniaan dengan sebaik-baiknya.
4.
Membentuk manusia yang
berahlk muia, suci jiwanya dan kerendahan budi dan sifat-sifat tercela.
5.
Mengembangkan
sifat-sifat manusia yang utama sehingga menjadi manusia yang manusiawi.[6]
B.
Tujuan
dalam Proses Pendidikan Islam
Tujuan dalam
proses pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung
nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang
berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.
Berdasarkan
atas cita-cita hidup umat Islam yang menginginkan kehidupan duniawi dan ukhrawi
yang bahagia secara harmonis, maka secara teoritis dapat terbagi menjadi dua
jenis, diantaranya:
1.
Tujuan
Keagamaan (Al-Ghardud Diny)
Dalam firman
Allah, menjelaskan:
“Sesungguhnya beruntunglah
orang yang membersihkan dirinya (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya
lalu dia bersembahyang, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan
duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (Q.S.
Al A’laa: 14-17).
Setiap orang Islam pada hakikatnya adalah insan agama yang
berdasarkan atas petunjuk dari wahyu Allah Swt. melalui Rasulullah Saw. Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam
penuh dengan nilai rohaniah Islami dan berorientasi kepada kebahagiaan hidup diakhirat.[7] Fokus terhadap pembentukkan pribadi muslim yang sanggup
melaksanakan syariat Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat
kepada Allah Swt.
Tujuan ini menurut pandangan pendidikan Islam dan para pendidik muslim
mengandung esensi yang amat penting dalam kaitannya dengan pembinaan
kepribadian individual, diibaratkan sebagai anggota masyarakat yang harus hidup
didalamnya dengan banyak berbuat dan bekerja unuk membina sebuah gedung yang
kuat dan kokoh. Disini nampak jelas tentang pentingnya tujuan pendidikan ini,
karena sebenarnya agama itu sendiri mempunyai hubungan yang erat dengan
berbagai aspek pendidikan kejiwaan dan kebudayaan secara ilmiah dan falsafiyah.
Maka dari itu agama mengarahkan kebenaran yang hak, yaitu Allah SWT.
2. Tujuan Keduniaan (Al-Ghardud
Dunyawi)
Tujuan ini lebih mengupayakan untuk
mewujudkan kehidupan sejahtera didunia dan kemanfaatannya.
Tujuan pendidikan menurut paham pragmatism (manfaat) ini dipelopori oleh ahli filsafat John Dewey dan William Kilpatrick, yaitu paham yang hanya menitik beratkan pada suatu kemanfaatan
hidup manusia di dunia dan dimana ukuran-ukurannya sangat relative, dan bergantung
kepada beberapa hal seperti, kebudayaan atau peradaban manusia, kecenderungan
hidup sosial budaya yang berbeda-beda menurut tempat dan waktu.
Tujuan keduniaan didalamnya juga menyangkut dimensi budaya dan dimensi
kecerdasan.
a.
Dimensi budaya yaitu
kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Dimensi ini secara universal menitikberatkan pada pembentukan
kepribadiaan muslim sebagai individu yang diarahkan kepada peningkatan dan
pengembangan bawaan dan lingkungan dengan berpedoman kepada nilai-nilai
keIslaman. Faktor bawaan digali dan dikembangkan melalui pembimbingan dan
pembiasaan berfikir, bersikap, tingkah laku sesuai dengan norma-norma Islam.
Sedangkan faktor lingkungan dilakukan dengan cara mempengarui individu melalui
proses dan usaha membentuk kondisi yang mencerminkan pola kehidupan yang
sejalan dengan norma-norma Islam.
Tanggung jawab
kemasyarakatan dapat dilakukan dengan pembentukan lingkungan sosial melalui
penerapan nilai-nilai ahklak dalam pergaulan sosial. Langkah-langkah
pelaksanaannya mencakup:
1)
Melatih diri untuk
tidak melakukan perbuatan keji
2)
Mempererat hubungan
kerja sama dengan cara menghindarkan diri dari perbuatan yang dapat mengarah
pada rusaknya hubungan sosial
3)
Mengalakkan perbuatan
yang terpuji dn member manfaat kepada kehidupan sosial
4)
Membina hubungan sosial
sesuai dengan kode etik dan konstitusi yang berlaku.
b.
Dimensi kecerdasan yang
membawa kemajuan yaitu cerdas, kreatif, disiplin, inovatif, produktif dan sebagainya.
Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah proses yang
mencakup 3 hal yaitu: analisis, kreatifitas dan praktis.
Serta ayat yang menyatakan bahwa Allah akan melihat amal perbuatan
manusia seperti firman-Nya: “Dan
beramallah kamu sekalian maka Allah akan melihat amal perbuatanmu.” (QS.
At-Taubah: 105).
Juga perintah Allah untuk mencari rezeki setelah mengerjakan sembahyang,
seperti firman-Nya:
“Apabila telah
ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Maka dari beberapa ayat diatas dapat
dijadikan dasar untuk tujuan pendidikan keduniaan menurut Islam, dimana faktor prosperty (kesejahteraan) hidup duniawi
menjadi orientasinya. Dengan orientasi kepada nilai Islami itu tujuan
pendidikan tidak gersang dari nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Merumuskan tujuan pendidikan Islam
secara filosofis yang ideal seharusnya menetapkan rumusan konsepsional yang bersifat
komprehensif dan logis dalam bentuk yang padat meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia yang dicita-citakan oleh Islam.
Dengan membedakan rumusan tujuan pendidikan keagaman dan keduniawian
diatas, tampak antara cita-cita kehidupan duniawi dan ukhrawi dipisahkan.
Padahal dalam Islam antara kebaikan hidup duniawi dan ukhrawi merupakan satu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan.[8]
C. Taksonomi Tujuan Pendidikan Islam
Jika kita
mengklasifikasikan tujuan-tujuan pendidikan berdasarkan sifat edukatif logif
dan psikologis, maka taksonomi yang kita dapat antara lain:
1. Tujuan yang menitik beratkan kekuatan jasmaniah (al-ahdaful jasmaniah)
Tujuan ini
menitik beratkan pada tugas manusia selaku khalifah dimuka bumi yang harus
memiliki kemampuan jasmani yang tinggi, disamping rohaniah yang teguh. Sebuah
sabda Nabi yang menyatakan:
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah
daripada orang mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).
Jadi, tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk
manusia muslim yang sehat dan kuat jasmaninya serta memiliki keterampilan yang
tinggi.
2.
Tujuan
pendidikan yang menitikberatkan pada kekuatan rohaniah (al-ahdaful rohaniah)
Tujuan ini
berkaitan dengan kemampuan manusia untuk menerima agama Islam yang inti
ajarannya adalah keimanan dan ketaatan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan
tunduk dan patuh kepada nilai-nilai moralitas yang diajarkan-Nya dengan
mengikuti keteladanan Rasul-Nya Muhammad SAW. adalah menjadi tujuan rohaniah
pendidikan Islam. Dalam perumusan tujuan rohaniah (spiritual) ini, manusia
menjadi sasaran pendidikan Islam dilihat dari segi kehidupan individual dan
dari segi kehidupan sosial selaku anggota masyarakat.
Menurut
Mohammad Qutb, tujuan pendidikan ruhiyh (al ahdaful rohaniah)
mengandung pengertian “ruh” sebagai mata rantai pokok yang menghubungkan antara
manusia dan Allah, oleh karenanya pendidikan Islam harus bertujuan untuk
membimbing manusia sedemikian rupa sehingga ia selalu tetap berada didalam
hubungan dengan-Nya. Jadi, ruh merupakan daya atau energi batin yang
menjadikan manusia dapat hidup bergerak.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan
pendidikan Islam adalah arah yang diharapkan setelah subyek didik mengalami
perubahan proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan
pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya.
Tujuan proses pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang
mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang
berdasarkan ajaran Islam secara bertahap (Arifin: 1991: 224).
Hal ini dapat
kita lihat pada tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan agama dan tujuan keduniaan
yang menyatakan bahwa pada tujuan keagamaan bertujuan untuk membentuk pribadi
muslim yang sanggup melaksanakan syariat Islam melalui proses pendidikan
spiritual, menuju ma’rifat kepada Allah. Sedangkan pada tujuan keduniaan,
diupayakan untuk mewujudkan kehidupan sejahtera di dunia dan kemanfaatannya.
Tujuan pendidikan
Islam berdasarkan kekuatan jasmaniah adalah untuk membentuk manusia muslim yang
sehat dan kuat jasmaninya serta memiliki keterampila yang tinggi. Kemudian
tujuan pendidikan Islam lainnya yang lebih menitikberatkan kepada kekuatan
rohaniah untuk menerima agama Islam yang intinya adalah keimanan dan ketaatan
kepada Allah.
B.
Saran
Tujuan dalam sebuah proses pendidikan agama Islam sesungguhnya
banyak berisikan cita-cita yang mengandung nilai-nilai Islami. Untuk itulah
bagi setiap pendidik maupun siswa diharapkan dapat saling berkontribusi dengan
baik didalamnya.
Daftar
Pustaka
Arifin.
H.M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
PT Bumi Aksara. 1991.
Arifin. Muzayyin. Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara. 2003.
Daradjat.
Zakiah. Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara. 1996.
Rusn.
Abidin Ibnu. Pemikiran Al Ghozali Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 1998.
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Pasal 1 ayat (1)
[3] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 1991, 16.
[4] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,...,224.
[6] Abidin Ibnu
Rusn, Pemikiran Al Ghozali Tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1998, 59.
[7] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ..., 57.
[8] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ..., 59.
[9] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ..., 61.
Komentar
Posting Komentar